SISTEM PENGAJARAN DENGAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendekatan
Keterampilan Proses Dalam Belajar
Pendekatan keterampilan proses dapat
diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan
intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemapuan mendasar
yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa. Depdikbud dalam Dimyati dan
Mudjiono ( 1986 b: 7).
Pendekatan keterampilan
proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar-mengajar yang
berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan
hasil belajar (Conny, 1992).
Dimyati dan Mudjiono (2013: 139)
menyimpulkan bahwa Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) adalah sebagai berikut
:
1.
PKP sebagai
wahana penemuan dan pengembangan fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan
bagi diri siswa.
2.
Fakta,
konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan siswa
berperan pula menunjang pengembangan keterampilan proses pada diri siswa.
3.
Interaksi
antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep, serta prinsip
ilmu pengetahuan, pada hakikatnya akan mengembangkan sikap dan nilai ilmuan
pada diri siswa.
Berdasarkan uraian di atas, daapat
disimpulkan bahwa pendekatan keterampilan proses yaitu suatu proses kegiatan
belajar yang mengembangkan sejumlah keterampilan, intelektual dan sosial dalam
memperoleh hasil belajar yang melibatkan siswa secara aktif dan kreatif.
2.2 Jenis-Jenis
Keterampilan Proses dalam Keterampilan Proses
Ada berbagai keterampilan dalam
keterampilan proses, keterampilan-keterampilan tersebut adalah keterampilan
dasar (basic skill) dan keterampilan terintegrasi (integrated skill).
Keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan yakni : mengobsrvasi,
mengklasifikasi, memprediksi, menguku, menxyimpulkan dan mengkomunikasikan.
keterampilan terintegrasi terdiri dari mengidentivikasi variabel, membuat
tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan
antar variable, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian,
menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara oprasional, merancang
penelitian, dan melaksanakan eksperimen. Frunk dalam Dimyati dan Mudjiono
(2013: 141).
Sejumlah keterampilan proses yang
dikemukakan oleh frunk, dalam kurikulum (pedoman proses belajara mengajar)
dikelompokkan menjadi tujuh keterampilan proses. Adapun tujuh keterampilan
proses tersebut adalah mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan,
menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan. DEPDIKBUD dalam
Dimyati dan Mudjiono (1986 b:9-10).
Berdasarkan jenis-jemis keterampilan
proses di atas, dapat disimpulkanbahwa jenis keterampilan proses seperti
kemampuan mengamati, kemampuan menghitung, kemampuan mengukur,kemampuan
mengklasifikasikan, kemampuan menemukan hubungan, kemampuan membuat prediksi
(ramalan), kemampuan merencanakan penelitian, kemampuan mengumpulkan dan
menganalisis data, dan kemampuan mengkomunikasikan hasil dapat dijadikan
sejumlah prinsip yang harus dipahami oleh para guru dan peserta didik dalam
proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan
terpenuhi.
2.3 Penerapan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran
Penerapan PKP dalam pembelajaran
perlu mempertimbangkan dan memperhatikan karakteristik siswa dan karakteristik
mata pelajaran atau bidang studi. Selain itu, kita perlu menyadari bahwa dalam
suatu kegiatan pembelajaran dapat terjadi pengembangan lebih dari satu macam
keterampilan proses. Seperti keterampilan dasar yakni memgobservasi,
mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan
pengembangannya tidak berhenti hanya pada jenjang Sekolah Dasar (SD).
Pembelajaran sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) maupun SMA / SMK penerapan
pengembangan keterampilan dasar tetap dilakukan. Penerapan keterampilan dasar
PKP pada semua jenjang pendidikan diperlukan untuk mendukung penerapan
keterampilan terintegrasi PKP. Penerapan keterampilan dasar PKP tidak
diperlukan lagi uraian teorinya bagi siswa SLTP dan Sekolah Menengah yang siswa
mampu melakukannya.Penerapan keterampilan terintegrasi PKP dalam pembelajaran
jenjang pendidikan SLTP dan SMA memerlukan pembahasan teori dari tiap
keterampilan yang ada di dalamnya. Penjelasan teoretis tentang masing-masing
keterampilan terintegrasi akan membntu memudahkan siswa mempraktikkannya.
Memgigat keterampilan terintegrasi dalam PKP merupakan keterampilan
melaksanakan suatu kegiatan penelitian, maka penerapannya dalam pembelajaran
hendaknya dilakukan dengan urutan yang hierarkis. Dengan kata lain sebelum
suatu keterampilan dikuasai siswa jangan berpindah kepada keterampilan yang
lainnya (Dimyati dan Mudjiono 2013:151).
Setiap pembelajaran selalu berlangsung selama 3 tahapan utama yakni
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Kajian tentang penerapan PKP itu
dibatasi hanya pada tahap perencanaan saja, dengan catatan seorang
guru dipersilahkan mempraktikkannya bagi yang berkesempatan dan mau melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan gagasan yang dikaji pada tahap perencanaan ini. Guru dapat mengadakan penyesuaian situasional (penyesuaian sesuai dengan situasi
dan kondisi obyektif di sekolah/kelas tempat pelaksanaan pembelajaran itu).
Selanjutnya, kalau pembelajaran itu sementara dilaksanakan dan memerlukan
revisi dari rencana semula, guru mengadakan
penyesuaian transaksional (penyesuaian karena kebutuhan nyata sementara
pembelajaran berlangsung). Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harus
didahului dengan beberapa kegiatan sebelum mulai merancang pembelajaran.
Kegiatan sebelum perancangan itu,
antara lain sebagai berikut : 1. Pemahaman
yang tepattentangkurikulum, utamanyasilabus, yang menjadiacuandalampembelajaran yang akan direncanakan itu; kaji
dengan cermat kompetensi, indikator, pengalaman belajar, materi pokok, dan
lain-lain. Pilih pengalaman belajar dan materi pokok yang cocok untuk penerapan
PKP dalam pelaksanaan pembelajaran itu. 2. Pemahaman yang tepat tentang tingkat perkembangan dan kemampuan murid yang
akan mengikuti pembelajaran itu, utamanya tentang kemampuan awalnya. 3. Fasilitas pembelajaran yang tersedia/dapat disediakan dan dapat
dipergunakan dalam pembelajaran: sumber belajar, media pembelajaran, alat dan
bahan yang diperlukan. (Pratama, Mei
2012, http:/shantiekapratama.blogspot.com/2012/05/-pkp-belajar-pembelajaran.html)
Penerapan PKP dalam pembelajaran dapat dikaitkan dengan model pembelajaran sebagai berikut :
a.
Model Dengar-Lihat-Kerjakan (DeLiKan)
Model ini dapat digunakan untuk menyampaikan
bahan pengajaran yang sifatnya fakta dan konsep. Aktivitas mental siswa dalam
penggunaan model mengajar ini adalah : mengingat, mengenal, menjelaskan,
membedakan, menyimpulkan dan menerapkan. Kegiatan belajar siswa yang
dikembangkan menjadi tiga kegiatan yakni : kegiatan dengar, kegiatan lihat,
kegiatan kerja.
b.
Model mengajar pemecahan masalah (permas)
1.
Pola kegiatan pembelajaran ini mengandung
aktivitas belajar siswa yang cukup tinggi, tepat digunakan untuk mengajarkan
konsep dan prinsip.
2.
Penyusunan satuan pertanyaan hamper sama dengan
model lain. Yang perlu diperhatikan adalah menyusun dan mengorganisasi bahan
ajar.
c.
Model mengajar induktif
1.
Model kegiatan pembelajaran yang dikembangkan
melalui cara berfikir induktif yaitu menarik kesimpulan dari fakta menuju
kepada hal umum.
2.
Petunjuk pembuatan satuan pelajaran:
·
Waktu paling sedikit 2 jam pelajaran
·
Rumusan tujuan mencakup penyusunan bahan ajar
dan keterampilan proses
·
Bahan pengajaran terdiri dari konsep materi,
fakta, peristiwa, gejala yang akan diamati oleh siswa dan topik atau masalah
yang akan didiskusikan
·
Urutan belajar siswa, menerima informasi,
kekunjungan lapangan atau laboraturium kediskusikan kelompok kemelaporkan hasil
diskusikan oleh kelompok dan merangkumnya sebagai kesimpulan diskusi kelas
·
Penilaian : penilaian proses selama kegiatan
berlangsung dan penilaian hasil belajar setelah pelajaran selesai.
d.
Model
mengajar deduktif
1.
Pola belajar
mengajar yang didasarkan atas cara berfikir deduktif adalah menarik kesimpulan
dari pernyataan umum menajadi pernyataan khusus, dari konsep teori menjadi
fakta
2.
Petunjuk pembuatan satuan pelajaran dimulai dari
pembahasan konsep dan prinsip menuju pembuktian empiris di lapangan atau
laboraturium
e. Model mengajar gabungan deduktif induktif
1.
Pola BM yang menggabungkan penggunaan kedua
model ini dalam satu proses pembelajaran. Tahap pertama menggunakan pendekatan
deduktif, kemudian dilanjutkan dengan pendekatan induktif.
2.
Pendekatan deduktif menekankan konsep dan prinsip
bahan pengajaran secara teoritis, berdasarkan prinsip-prinsip pengetahuan
ilmiah
3.
Pendekatan induktif menekankan kajian
bukti-bukti empiris dari konsep dan prinsip di laboraturium atau dengan alat
sederhana atau dalam bentuk pemecahan masalah
2.4 Manfaat Penerapan PKP dalam Pembelajaran
Terdapat
beberapa manfaat yang dapat dicapai dengan menerapkan PKP adalah sebagai berikut :
1.
Dengan penerapan PKP dalam pembelajaran, murid
akan memperoleh pengertian yang tepat tentang hakekat ilmu pengetahuan.
2.
Dengan penerapan PKP dalam pembelajaran berarti
murid bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekadar memperoleh informasi
tentang ilmu pengetahuan itu.
3.
Dengan penerapan PKP dalam pembelajaran, murid
secara serentak belajar tentang proses dan produk ilmu pengetahuan.
Penerapan PKP dalam pembelajaran akan menempatkan
murid sebagai ‘ilmuwan’ dalam mengetahui ilmu pengetahuan itu, dengan kata
lain, murid berperan sebagai produsen bukan sekedar sebagai konsumen ilmu
pengetahuan.
Komentar
Posting Komentar