LANDASAN KETERAMPILAN PROSES PENDIDIKAN
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Keterampilan Proses
Keterampilan
proses ialah pendekatan pembelajaran yang bertujuan mengembangkan sejumlah
kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan yang
lebih tinggi pada diri siswa. Pendekatan keterampilan proses adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan
fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan
intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri[1]. Siswa
diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan ilmiah
seperti yang dikerjakan para ilmuwan, tetapi pendekatan keterampilan proses
tidak bermaksud menjadikan setiap siswa menjadi ilmuwan. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dilaksanakan dengan
maksud karena IPA merupakan alat yang potensial untuk membantu mengembangkan
kepribadian siswa. Kepribadian yang berkembang merupakan prasyarat untuk
melangkah ke profesi apapun yang diminati siswa.
Proses dapat didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang
digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses merupakan konsep
besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus dikuasai
seseorang bila akan melakukan penelitian.
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara
efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas.
Dengan demikian Pendekatan Keterampilan Proses adalah perlakuan yang diterapkan
dalam pembelajaran yang menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh
pengetahuan kemudian mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan memperoleh
pengetahuan dapat dengan menggunakan kemampuan olah pikir (psikis) atau
kemampuan olah perbuatan (fisik). Untuk mengajarkan keterampilan proses, siswa
benar-benar melakukan pengamatan, pengukuran, pemanipulasian variabel dan
sebagainya. Ringkasnya, siswa bertindak sebagai ilmuwan. Oleh karena itu
pendekatan ini lebih banyak melibatkan siswa dengan obyek-obyek konkrit, yaitu
siswa aktif berbuat. Pendekatan keterampilan proses memberi siswa pemahaman
yang valid tentang hakikat sains. Siswa dapat menghayati keasyikan sains dan
dapat lebih baik memahami fakta-fakta dan konsep-konsep. Siswa diberi
kesempatan untuk belajar sambil berbuat, menumbuhkan kemampuan berpikir,
bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek
penting kecakapan hidup (Trianto: 2010).
2.2
Jenis - jenis keterampilan Proses
Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses,
keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan-keterampilan dasar
(basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi (integrated skills).
Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yakni:
mengobservasi, mengklasifikasi,memprediksi,mengukur,menyimpulkan,dan mengkomunikasikan.
Sedangkan keterampilan-keterampilan terintegrasi
terdiri dari: mengindentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan
data dalam bentuk grafik, menggambarkan keterhubungan antar variabel,
mengumpulkan dan mengelolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesa,
mendifinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan
melaksanakan eksperimen.
Sejumlah keterampilan proses yang dikemukakan oleh
Funk di atas, dalam kurikulum (Pedoman Proses Belajar Mengajar)
dikelompokkan menjadi enam keterampilan proses. Adapun 6 (tujuh) keterampilan
proses tersebut adalah mengamati,mengklasifikasikan,mengkomunikasikan,mengukur,memprediksi dan
menyimpulkan.
2.3
Alasan perlunya penerapan keterampilan proses
Semiawan dkk, (1985: 15-16) merinci alasan yang melandasi perlunya diterapkan
pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari :
a. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak
mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Untuk
mengatasi hal tersebut, siswa diberi bekal keterampilan proses yang dapat
mereka gunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan tanpa tergantung dari guru.
b. Para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah memahami
konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh
konkrit, contoh-contoh yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dihadapi, dengan mempraktekkan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan
terhadap kenyataan fisik, melalui penanganan benda-benda yang benar-benar nyata.
c. Tugas guru bukanlah memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi
menggiring anak untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta
menemukan fakta dan konsep sendiri.
d. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar 100 %, penemuannya
bersifat relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang
mendapatkan data baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang dianut.
Muncul lagi, teori baru yang prinsipnya mengandung kebenaran yang relatif. Jika
kita hendak menanamkan sikap ilmiah pada diri anak, maka anak perlu dilatih
untuk selalu bertanya, berpikir kritis, dan mengusahakan
kemungkinan-kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah. Dengan perkataan lain
anak perlu dibina berpikir dan bertindak kreatif.
e. Dalam proses belajar mengajar seyogyanya pengembangan konsep tidak
dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak-anak didik. Konsep
disatu pihak serta sikap dan nilai di lain pihak harus dikaitkan. (Semiawan
dkk, 1985 : 15-16).
2.4 Langkah - langkah penerapan
keterampilan proses
1. Observasi
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengamatan yang terarah tentang
gejala atau fenomena sehingga mampu membedakan yang sesuai dan yang tidak
sesuai dengan pokok permasalahan.Pengamatan di sini diartikan sebagai
penggunaan indera secara optimal dalam rangka memperoleh informasi yang lengkap
atau memadai.
2. Mengklasifikasikan
Kegiatan ini bertujuan untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan
syarat-syarat tertentu.
3. Menginterpretasikan atau menafsirkan data
Data yang dikumpulkan melalui observasi, perhitungan, pengukuran,
eksperimen, atau penelitian sederhana dapat dicatat atau disajikan dalam
berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, diagram.
4. Meramalkan (memprediksi)
Hasil interpretasi dari suatu pengamatan digunakan untuk meramalkan atau
memperkirakan kejadian yang belum diamati atau kejadian yang akan datang.
Ramalan berbeda dari terkaan, ramalan didasarkan pada hubungan logis dari hasil
pengamatan yang telah diketahui sedangkan terkaan didasarkan pada hasil
pengamatan.
- Membuat hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu
kejadian atau pengamatan tertentu.Penyusunan hipotesis adalah salah satu kunci
pembuka tabir penemuan berbagai hal baru.
6. Mengendalikan variabel
Variabel adalah faktor yang berpengaruh.Pengendalian variabel adalah suatu
aktifitas yang dipandang sulit, namun sebenarnya tidak sesulit yang kita
bayangkan. Hal ini tergantung dari bagaimana guru menggunakan kesempatan yang
tersedia untuk melatih anak mengontrol dan memperlakukan variabel.
7. Merencanakan penelitian / eksperimen
Eksperimen adalah melakukan kegiatan percobaan untuk membuktikan apakah
hipotesis yang diajukan sesuai atau tidak.
8. Menyusun
kesimpulan sementara
Kegiatan ini bertujuan menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan
berdasarkan pola hubungan antara hasil pengamatan yang satu dengan yang
lainnya.
9. Menerapkan
(mengaplikasikan) konsep
Mengaplikasikan
konsep adalah menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru atau
dalam menyelesaikan suatu masalah,misalnya sesuatu masalah yang dibicarakan
dalam mata pelajaran yang lain.
10. Mengkomunikasikan
Kegiatan ini
bertujuan untuk mengkomunikasikan proses dari hasil perolehan kepada berbagai
pihak yang berkepentingan, baik dalambentuk kata-kata, grafik, bagan maupun
tabel secara lisan maupun tertulis.
BAB III
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Keterampilan proses ialah pendekatan pembelajaran yang bertujuan
mengembangkan sejumlah kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk mengembangkan
kemampuan yang lebih tinggi pada diri siswa. Pendekatan keterampilan proses
adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat
menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan
keterampilan intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri
Jenis - jenis keterampilan proses pendidikan adalah Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses,
keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan-keterampilan dasar
(basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi (integrated skills).
Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yakni:
mengobservasi.
Alasan dilaksanakannya keterampilan proses salah
satunya adalah karena tidak memungkinkanya guru mengajarkan semua fakta materi
dan konsep kepada siswa.
Langkah - langkah keterampilan proses adalah
observasi, mengklasifikasikan, menginterprestasikan, meramalkan, membuat
hipotesis, membuat variabel, menyusun kesimpulan sementara, mengeksperimenkan,
mengkomunikasikan.
1.2 Saran
Dalam
pendidikan keterampilan proses perlu untuk dilaksankan dan digunakan dalam
proses pembelajaran. Dikarenakan akan membantu terutama untuk mata pelajaran
IPA yang memerlukan proses observasi maupun penelitian secara langsung.
DAFTAR
PUSTAKA
http://viviarwina.blogspot.co.id/2014/04/makalah-pendekatan-keterampilan-proses.html hari sabtu tanggal 4 Desember 2015 pukul 11;41 PM
http://www.papantulisku.com/2011/07/pendekatan-keterampilan-proses.html
http://pendidikan.infogue.com/keterampilan_dasar_mengajar
[1] http://viviarwina.blogspot.co.id/2014/04/makalah-pendekatan-keterampilan-proses.html hari sabtu tanggal 4 Desember 2015 pukul 11;41 PM
Komentar
Posting Komentar