BIMBINGAN DAN KONSELING
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan dan
Konseling
Bimbingan dan konseling sering
diartikan sebagai pemberian bantuan kepada seseorang yang membutuhkan oleh
seseorang yang memiliki kemampuan bimbingan dan konseling , agar orang yang
diberikan bantuan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.
Secara etimologi, kata
"bimbingan" berasal dari kata Guidance yang berasal dari kata kerja
to guide yang memiliki arti menunjukkan , membimbing, , menuntun maupun
membantu.[1]
Bimbingan adalah suatu usaha pemberian bantuan , diberikan kepada orang - orang
dari berbagai usia, yang ditangani oleh seorang ahli dan diselenggarakan
berdasarkan prinsip demokrasi, merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan.[2]
Sedangkan
pengertian konseling dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah pemberian oleh
yang ahli kepada seseorang dengan menggunakan metode psikologis[3].
Sedangkan menurut Bimo Walgito Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada
individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara atau cara -
cara yang sesuai untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.[4]
Jadi bimbingan dan konseling adalah suatu langkah
yang diberikan oleh orang yang ahlinya untuk memecahkan masalah maupun
memberikan solusi terhadap suatu masalah untuk mencapai suatu suasana baru dan
mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang tersebut.
B. Langkah - langkah Bimbingan dan Konseling
pada MI
Dalam memberikan bimbingan terdapat langkah-langkah
sebagai berikut :[5]
a) Langkah Identifikasi Anak
Langkah ini dimaksudkan untuk mengenal anak beserta gejala-gejala yang
tampak. Dalam langkah ini, pembimbing mencatat anak-anak yang perlu mendapat
bimbingan dan memilih anak yang perlu mendapat bimbingan terlebih dahulu.
Terlebih pada MI anak - anak cenderung susah diajak komunikasi lebih serius.
b) Langkah Diagnosis
Langkah diagnosis yaitu langkah untuk menetapkan masalah yang dihadapi anak
berdasarkan latar belakangnya. Dalam langkah ini kegiatan yang dilakukan ialah
mengumpulkan data dengan memadakan studi terhadap anak, menggunakan berbagai
studi terhadap anak, menggunakan berbagai teknik pengumpulan data. Setelah data
terkumpul, ditetapkan masalah yang dihadapi serta latar belakangnya.
c) Langkah Prognosis
Langkah prognosis yaitu langkah untuk menetapkan jenis bantuan yang akan
dilaksanakan untuk membimbing anak. Langkah prognosis ini ditetapkan berdasarkan
kesimpulan dalam langkah diagnosis, yaitu setelah ditetapkan masalahnya dan
latar belakangnya. Langkah prognosis ini, ditetapkan bersama setelah
mempertimbangkan berbagai kemungkinan dan berbagai factor.
d) Langkah Terapi
Langkah terapi yaitu langkah pelaksanaan bantuan atau bimbingan. Langkah
ini merupakan pelaksanaan yang ditetapkan dalam langkah prognosis. Pelaksanaan
ini tentu memakan banyak waktu, proses yang kontinyu, dan sistematis, serta
memmerlukan pengamatan yang cermat.
e) Langkah Evaluasi dan Follow Up
Langkah ini di maksudkan untuk menilai atau mengetahui sejauhmanakah terapi
yang telah dilakukan dan telah mencapai hasilnya. Dalam langkah follow up
atau tindak lanjut, dilihat perkembangan selanjutnya dalam jangka waktu yang
lebih jauh.
Sementara menurut Tohirin, dalam
Proses Bimbingan dan Konseling akan menempuh beberapa langkah, yaitu: (1)
menentukan masalah, (2) mengumpulkan masalah, (3) analisis data, (4) diagnosis,
(5) prognosis, (6) terapi, dan (7) evaluasi atau follow up[6].
1)
Menentukan masalah
Menentukan
masalah dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan identifikasi masalah
(identifikasi kasus-kasus) yang dialami oleh siswa.
2)
Mengumpulkan masalah
Setelah
ditetapkan masalah yang akan dibicarakan dalam BK. Selanjutnya adalah mengumpulkan
data siswa yang bersangkutan. Data siswa yang dikumpulkan harus secara
komprehensif (menyeluruh).
3)
Analisis data
Data-data
siswa yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis. Dari analisis data akan
diketahui siapa siswa dan apa sesungguhnya masalah yang dialami oleh siswa
tersebut.
4)
Diagnosis
5)
Prognosis
6)
Terapi
7)
Langkah ini berupa usaha untuk
melaksanakan bantuan ataupun bimbingan kepada seseorang yang bermasalah, sesuai
dengan ketentuan yang telah dirumuskan pada langkah yang ketiga (Prognosis). Usaha
pemecahan ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk bantuan, antara lain
layanan individual, layanan kelompok, pengajaran perbaikan, pemberian
pengajaran dan sebagainya. [7]
8)
g. Evaluasi atau follow
up.
Jadi langkah - langkah bimbingan dan konseling yang dapat ditempuh oleh
seorang pendidik yang biasanya dalam Madrasah Ibtidaiyah masih belum ada
seorang yang memiliki disiplin ilmu sebagai Bimbingan dan Konseling, maka dari
itu adalah tugas dari seorang pendidik yang biasanya dilakukan oleh seorang wali
kelas. Ketika ada seorang peserta didik yang memiliki perilaku cenderung perlu
bimbingan maka seorang wali kelas akan melakukan tugasnya sebagai seorang
konselor.
Pada Madrasah Ibtidaiyah perlunya
bimbingan dan konseling dikarenakan siswa - siswi yang dihadapai adalah pada
tahap dasar yang perlu pengarahan dan perhatian oleh seorang pendidik khusunya.
Langkah - langkah itulah yang harus dijalankan oleh seorang pendidik pada
Madrasah Ibtidaiyah, yang memahami betul sikap dan perilaku peserta didik yang diampu
masing - masing wali kelas.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bimbingan dan konseling adalah
upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dengan menciptakan lingkungan
perkembangan yang kondusif , dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan ,
supaya peserta didik dapat memahami dirinya sehingga sanggup mengarahkan diri
dan bertindak secara wajar , sesuai dengan tuntutan tugas - tugas perkembangan.
Langkah - langkah bimbingan dan
konseling adalah langkah identifikasi anak, langkah
diagnosis, langkah prognosis, langkah terapi, dan langkah evaluasi dan follow
up. Yang dalam Madrasah Ibtidaiyah dilakukan oleh seorang pendidik khusunya
wali kelas. Dikarenakan kurangnya disiplin Ilmu bimbingan dan konseling pada
Madrasah Ibtidaiyah.
B. Saran
Pada
Madrasah Ibtidaiyah perlu diperhatikan adalah peran seorang bimbingan dan
konseling yang jarang kita lihat sekolah dasar yang mimiliki seorang konselor
maupun seorang bimbingan dan konseling yang memiliki disiplim ilmu yang
mumpuni. Semua itu masih dilakukan oleh seorang wali kelas, maka dari itu
harapan penulis adalah perlu diperhatiakan kembali Sumber Daya Manusia dalam
bidang bimbingan konseling pada MI dikarenakan sangat penting dalam membantu
siswa sekolah dasar mendapatkan suasana belajar yang baik dan proses interaksi
pemahaman lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
DEPDIKNAS,
kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga, jakarta: balai pustaka , 2003
Dharma Surya, MPA, Phd, Bimbingan
konseling di sekolah, direktorat jenderal peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan tahun 2008
Hallen
A, Bimbingan dan konseling, , Jakarta : Ciputat press 2002
Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan
Konseling. Bandung: Pustaka Setia.
Syahril dan Riska Ahmad. 1987. Pengantar Bimbingan
dan Konseling. Padang: Angkasa Raya Padang
Tohirin. 2007. Bimbingan dan
Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada
Walgito
Bimo, bimbingan dan konseling di sekolah , Yogyakarta : Andi Offest 2004\
Zikri
Neni Iskha, Bimbingan dan konseling pengantar pengembangan diri dan pemecahan masalah
peserta didik /klien , Jakarta:kizi Brothers 2008
[1] Hallen A,
Bimbingan dan konseling, , (Jakarta : Ciputat press 2002) cet ke 1 hal 3
[2] Zikri Neni
Iskha, Bimbingan dan konseling pengantar pengembangan diri dan pemecahan
masalah peserta didik /klien , (Jakarta:kizi Brothers 2008) hal 3
[3] DEPDIKNAS,
kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga, (jakarta: balai pustaka , 2003) hal
588
[5]
Anas Salahudin, Bimbingan dan konseling , (Bandung : Pustaka setia 2010 ) hal
35
[6]
Tohirin,
Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007, hlm.317
[7]
Syahril
dan Riska Ahmad, Pengantar Bimbingan dan Konseling, Padang: Angkasa raya
padang, 1987, hlm. 86-87
Komentar
Posting Komentar