MANAJEMEN KONFLIK
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian intensitas
Kata Intensitas merupakan serapan dari bahasa Inggris intensity yang mempunyai
arti maksud, hebat, lebih. Seseorang yang melakukan suatu tindakan tertentu
pada kurun waktu tertentu pula bisa dikatakan mempunyai intensitas yang tetap.
Artinya pada kurun waktu tersebut seseorang melakukan suatu usaha tindakan
dengan kuantitas yang sama. Intensitas lebih menunjuk pada arti kuantitas
karena menunjukkan jumlah volume tindakan yang dilakukan oleh seseorang.[1]
Menurut Irawati (2003), intensitas
merupakan kuantitas suatu usaha seseorang atau individu dalam melakukan
tindakan. Seseorang yang melakukan suatu usaha tertentu memiliki jumlah, pada
pola tindakan dan perilaku yang sama, yang didalamnya adalah usaha tertentu
dari orang tersebut untuk mendapatkan pemuasan kebutuhannya.
Sesuatu yang menyangkut tindakan
yang dilakukan pada kurun waktu tertentu itu memiliki jumlah volume tindakan
yang dikatakn sebagai memiliki intensitas. Kesimpulan yang dapat diambil dari
keterangan diatas mengenai intensitas yakni, intensitas merupakan suatu
tindakan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu dan dititik beratkan pada
kuantitas atau frekuensinya.
Intensitas konflik ialah proses konflik yang
teijalin dengan melihat kuantitas pada kurun waktu tertentu. Intensitas konflik
yang efektif lebih menekankan pada
kuantitas. Efisiensi waktu dalam menjalin tercipatanya intensitas konflik
menjadi hal yang penting manakala lingkungan mempunyai sentiment negatif
terhadap hal yang dianggap baru.
B. Hubungan Intensitas
Konflik dan Hasil
Konflik
tidak mungkin dilenyapkan di dalam organisasi akan tetapi konflik dikenal baik
secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara langsung, konflik
dapat dikenali manakala pihak yang melakukan konflik menampakkan diri
kepermukaan, akan tetapi yang perlu disadari bahwa konflik pasti ada di dalam
organisasi manapun.
Seiring
berjalanya waktu koflik pasati akan mereda, adapun hasil yang di capai
tergantung teknik apa yang di gunakan dalam konflik tersebut, semisal teknik
kolaborasi maka hassilnya yaitu menang-menang yakni kedua belah pihak bekerja
sama dan mencaripemecahan konflik yang terjadi, tujuanpendekatan ini
masing-masing mendapatkan yang di inginkan.
C.Hasil managemen konflik
Dari gaya manajemen konflik yang
telah di jelaskan pada makalah sebelumnya kemungkinan hasil yang didapat adalah sebagai berikut diantaranya:
1. Konflik
Kalah – Kalah
Konflik kalah-kalah
terjadi apabila tak seorangpun di antara pihak yang terlibat mencapai tujuan
yang sebenarnya, dan ada alasan-alasan/faktor-faktor penyebab konflik tidak
mengalami perubahan. Sekalipun hasil konflik kalah-kalah, seakan-akan memberi
kesan atau memberi kesan lenyap untuk sementara waktu, ia mempunyai tendensi
untuk muncul kembali pada masa mendatang. Hasil kalah-kalah, biasanya akan terjadi apabila konflik dikelola dengan
sikap menghindari, akomodasi, meratakan, dan atau maelalui kompromis.
Sikap menghindari merupakan sebuah bentuk ekstrim tiadanya
perhatian (non-attention). Orang
berpura-pura seakan-akan tidak ada dan mereka hanya berharap bahwa konflik tersebut akan
terselesaikan dengan sendirinya. Akomodasi atau meratakan, berubah menekan
perbedaan–perbedaan antara pihak yang berkonflik dan menekankan pada
persamaan-persamaan pada bidang-bidang kesepakatan. Koekstensi damai melalui
diakuinya kepentingan bersama merupakan tujuan yang titekankan. Sebagai contoh,
di indonesia, kata musyawarah untuk mufakat sering muncul dalam berbagai
situasi konflik
Kompromis akan terjadi apabila dibuat akomodasi sedemikian
rupa sehingga masing-masing pihak yang berkonflik mengorbankan hal tertentu
yang dianggap mereka sebagai hal yang bernilai. Akibatbya adalah bahwa tidak
ada satu pihak pun yang mencapai keinginan mereka dengan sepenuhnya, dan
diciptakan kondisi-kondisi anteseden untuk konflik-konflik yang mungkin akan
muncul pada masa yang akan datang.
2. Konflik
Menang – Kalah
Pada konflik Menang – Kalah, salah satu pihak mencapai apa
yang diinginkannya dengan mengorbankan keinginan pihak lain. Hal tersebut
mungkin disebabkan karena adanya persaingian, di mana orang mencapai kemenangan
melalui kekuatan, keterampilan yang superior, atau karena unsur dominasi. Ia
juga dapat merupakan hasil dari komando otoritatif, katika seorang otoriter
mendikte sebuah pemecahan dan kemudian dispesifikasikan apa yang akan dicapai
dan apa yang akan dikorbankan dan oleh siapa. Andai kata figur otoritas
tertentu merupakan pihak aktif di dalam konflik yang berlangsung, maka kiranya
mudah untuk meramalkan siapa yang akan menjadi pemenang dan siapa yang akan
kalah. Mengingat bahwa strategi-strategi menang – kalah maka kiranya pada masa
mendatang konflik – konflik akan muncul lagi.
3. Konflik
Menang – Menang
Teknik kolaborasi, kedua pihak yang terlibat konflik bekerja
sama dan mencari pemecahan konflik yang dapat memuaskan kepentingan kedua belah
pihak [2](Konflik Menang – Menang), dilaksanakan
dengan jalan menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam konflik yang
terjadi. Hal tersebut secara tipikal dicapai apabila dilakukan konfrontasi
persoalan-persoalan yang ada dan digunakannya cara pemecahan masalah untuk
–perbedaan pendapat dan pandangan. Pendekatan positif tersebut terhadap konflik
berkaitan dengan perasaan pada pihak-pihak yang sedang berkonflik bahwa ada
sesuatu hal yang salah dan hal itu perlu mendapatkan perhatian
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
pemaparan di atas dapat di simpulkan bahwa intensitas merupakan suatu tindakan yang dilakukan dalam
kurun waktu tertentu dan dititik beratkan pada kuantitas atau frekuensinya. Dan
dari gaya atau teknik konflik yang telah di jelaskan akan menghasilkan outcame
yang berbeda sesuai dengan teknik yang di gunakan, seperti menang-kalah yang
merupakan hasil dari teknik competiting, kalah-kalah dari teknik kompromi, dan
menang-menang dari teknik collaborating.
Daftar pustaka
- Wahyudi,
2011, manajemen konflik dalam organisasi pedoman praktis bagi pemimpin
visioner, BANDUNG: alfabeta
-http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-intensitas-komunikasi.html
Komentar
Posting Komentar