Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2015

Dampak Media Sosial

Gambar
Dampak positif atau negatif media sosial (Medsos) tergantung pada para penggunannya. Manfaat datang bia ia berguna sebagai sarana memperkuat jaringan dan memperluas wawasan. Namun, efek sebaliknya juga bisa hadir ketika mesos sekadar sebagai tempat senang-senang dan pengguna kurang waspada. Hal tersebut mencuat dalam sarasehan bertema “Santri, Teknologi, dan Seksualitas” di Pondok Pesantren Putri Al-Hidayat Kedunglumpang Salaman Magelang, Jawa Tengah, Selasa (22/12), yang mengakhiri rangkaian kegiatan belajar mengajar semester awal tahun ajaran 2015-2016. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali santri dalam mengisi liburan di rumah masing-masing agar tidak terpengaruh dampak negatif dari kemajuan teknologi, terutama media sosial. Muyassaroh Hafidoh, salah satu narasumber, menekankan pentingnya informasi berbasis teknologi bagi santri. Menurutnya, jika bisa memanfaatkan kemajuan teknologi dengan baik dan benar, maka bakal banyak manfaat yang diperoleh. “Jadikan media sosia...

Harlah, Maulid dan Natal

Gambar
Oleh KH Abdurrahman Wahid Penggunaan ketiga kata di atas dalam satu nafas, tentu banyak membuat orang marah. Seolah-olah penulis menyamakan ketiga peristiwa itu, karena bagi kebanyakan kaum Muslimin, satu dari yang lain sangat berbeda artinya. Harlah (hari lahir) digunakan untuk menunjuk kepada saat kelahiran seseorang atau sebuah institusi. Dengan demikian, ia memiliki "arti biasa" yang tidak ada kaitannya dengan agama. Sementara bagi kaum Muslimin, kata Maulid selalu diartikan saat kelahiran Nabi Muhammad Saw. Dan kata Natal bagi kebanyakan orang, termasuk kaum Muslimin dan terlebih-lebih kaum Nasrani, memiliki arti khusus yaitu hari kelahiran Isa Al-Masih. Karena itulah, penyamaannya dalam satu nafas yang ditimbulkan oleh judul di atas, dianggap "bertentangan" dengan ajaran agama. Karena dalam pandangan mereka, istilah itu memang harus dibedakan satu dari yang lain. Penyampaiannya pun dapat memberikan kesan lain, dari yang dimaksudkan oleh ora...

Islam di Indonesia

Oleh Muhammad Zidni Nafi’* Dinamika pergulatan Islam di Indonesia dari semenjak era masuk sampai era keluar-masuknya Islam saat ini terus mengalami perkembangan yang tak kunjung ada ‘kode’ untuk berhenti. Bagi para intelektual, tak ada modus untuk ‘mengistirahatkan’ wacana keislaman dan keindonesiaan yang semakin lama semakin ‘seksi’ untuk diperbincangkan, tapi akan ruwet menghadapi problem yang terus menelurkan kompleksitasnya. Tidak heran bila sekarang semakin bertebaran skandal agama ‘diselingkuhkan’ dengan politik, politikus ‘pisah ranjang’ dengan agama, agama ‘dibarter’ kepada pemilik sembako, entertainment ‘mengomersialkan’ agama, orang beragama ‘amnesia’ dengan agamanya, tokoh beragama ‘menodai’ gelarnya, sampai-sampai agama ‘membunuh’ agama lainnya. Lho , ini fenomena apa-apaan, sungguh terlalu ‘kan? Masyarakat Indonesia, Muslim khususnya, ada yang masih bingung dengan keislamannya. Tidak ‘pede’ ketika ditanyai agamanya apa, terus tidak cukup hanya dengan menjawa...

TEROMPET SAMPUL QUR'AN

TEROMPET SAMPUL QUR'AN Menjelang pergantian tahun, masyarakat, khususnya umat Islam dibuat gempar sekaligus geram dengan berita beredarnya terompet yang berbahan baku sampul Al-Qur’an. Sebagaimana diberitakan banyak media, Polda Jateng telah berhasil mengamankan setidaknya 2,3 ton kertas bahan pembuat terompet kontroversial itu. Di pihak lain, Kementerian Agama telah mengantongi nama perusahaan di balik pembuatan terompet tersebut. Menurut Sekretaris Jendral PBNU H Helmy Faishal Zaini, terlepas dari motif apapun, membuat terompet dengan menggunakan bahan baku sampul mushaf Al-Qur’an adalah sebuah tindakan keliru sekaligus sangat patut disayangkan. “Bagaimanapun juga Al-Qur’an adalah kitab suci, kalam ilahi. Menjadikannya sebagai ‘alat mainan’ semisal terompet dan lain semakna betul dengan mengejek dan menghinanya,” ujarnya di Jakarta, Selasa (29/12). Namun, tambahnya, dalam konteks berbangsa dan bernegara, ada tiga hal yang harus kita tempuh dalam menyikapi fenomen...